TEORI-TEORI PEMBELAJARAN
A.
Deskripsi Awal
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran
yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar
yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap
dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,
ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Jerome S. Bruner, seorang peneliti terkemuka, memberikan
beberapa gambaran tentang perlunya teori pembelajaran untuk mendukung proses
pembelajaran di dalam kelas, serta beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi
bekal persiapan profesionalitas para guru.
Teori
pembelajaran merupakan penerapan prinsip-prinsip teori
belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran dalam usaha
mencapai tujuan belajar. Teori pembelajaran juga menyangkut tentang
prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis di
dalam pembelajaran, dan bagaimana menangani situasi praktis yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari.
Ada 4 hal
yang terkait dengan teori pembelajaran:
1. Teori pembelajaran harus memperhatikan bahwa
terdapat banyak kecenderungan cara belajar siswa, dan kecenderungan ini sudah
dimiliki siswa jauh sebelum ia masuk ke sekolah.
2. Teori ini juga terkait dengan adanya struktur
pengetahuan. Ada 3 hal yang terkait dengan struktur pengetahuan:
·
Struktur
pengetahuan harus mampu menyederhanakan suatu informasi yang sangat luas
·
Struktur
tersebut harus mampu membawa siswa kepada hal-hal yang baru, melebihi informasi
yang dijelaskan
·
Struktur
pengetahuan harus mampu meluaskan cakrawala berpikir siswa, mengkombinasikannya
dengan ilmu-ilmu lain.
3. Teori pembelajaran juga terkait dengan
hubungan yang optimal. Seorang guru harus mampu mencari hubungan yang mudah
tentang sesuatu yang akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap informasi
tersebut.
4.
Teori
pembelajaran terkait dengan penghargaan dan hukuman.
Berdasarkan deskripsi
awal di atas, selanjutnya akan dibahas beberapa teori pembelajaran antara lain
:
1. Teori Pembelajaran Deskriptif dan Preskriptif
2. Teori Pembelajaran Behavioristik
3. Teori Pembelajaran Kognitif
4. Teori Pembelajaran Humanistik
5.
Teori
Pembelajaran Konstruktivistik
B.
Pembahasan Teori-teori Pembelajaran
1.
Teori Pembelajaran Deskriptif dan Pereskriptif
Bruner mengemukakan bahwa
teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif
karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran
yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memberikan
proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara
variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang
belajar. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang
mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol
variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan
belajar.
Teori pembelajaran harus memasukkan variable metode
pembelajaran. Bila tidak, maka teori itu bukanlah teori pembelajaran. Hal ini
penting sebab banyak yang terjadi apa yang dianggap sebagai teori pembelajaran
yang sebenarnya adalah teori belajar. Teori pembelajaran selalu menyebutkan
metode pembelajaran sedangkan teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan
metode pembelajaran. Adapun kelebihan dan kekurangan teori dekriptif dan teori
preskriptif :
a.
Deskriptif
· Kelebihan
: lebih terkonsep sehingga siswa lebih memahami
materi yang akan disampaikan.mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan
sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas.
· Kekurangan : kurang memperhatikan sisi
psikologis siswa dalam
mendalami
suatu materi.
b.
Preskriptif
·
Kelebihan : lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang
jelas. banyak member motivasi agar terjadi proses belajar mengoptimalisasikan
kerja otak secara maksimal.
·
Kekurangan
: membutuhkan waktu yang cukup lama.
2.
Teori Pembelajaran Behavioristik
Teori behavioristik merupakan
teori dengan pandangan tetang belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai
akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan terjadi melalui rangsangan
(stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan
hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak,
baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan
respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans.
Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dalam kecenderungan perilaku
S-R (stimulus-Respon).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menerapkan teori behavioristik adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:
a.
Mementingkan
pengaruh lingkungan
b.
Mementingkan
bagian-bagian
c.
Mementingkan
peranan reaksi
d.
Mengutamakan
mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
e.
Mementingkan
peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
f.
Mementingkan
pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
g.
Hasil
belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang
menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk
yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi
instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun
melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana
samapi pada yang kompleks.
Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih
anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi
dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung seperti diberi permen atau pujian.
Penerapan teori behaviroristik yang salah
dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses
pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai
central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, perlu
motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan
hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap
metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
Adapun kelebihan teori behavioristik yaitu :
·
Membiasakan
guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
·
Guru
tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika
menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
·
Dengan
melalui pengulangan dan pelatihan yang kontinue dapat mengoptimalkan bakat dan
kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya.
Selain itu terdapat kekurangan dari teori ini, yaitu :
·
Sebuah
konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap
·
Murid
berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif
·
Murid
dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan
yang diberikan guru
3.
Teori Pembelajaran Kognitif
Teori ini lebih menekankan kepada proses
belajar daripada hasil belajar. Bagi yang menganut aliran kognitif belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara
stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun di dalam
diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah,
tetapi melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh.
Menurut
psikologi kognitif belajar dipandang sebagai usaha untuk mengerti sesuatu.
Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari
pengalaman, mencari informasi, mencermati lingkungan, mempraktekkan sesuatu
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog pendidikan kognitif berkeyakinan
bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan
mempelajari informasi atau pengetahuan yang baru.
§ Menurut
Bruner, teori pembelajaran yang baik adalah pengalaman belajar melalui
penemuan (discovery), siswa memperoleh informasi dan keterampilan baru
dengan memperhatikan informasi dan ketrampilan yang telah dipelajari
sebelumnya.
§ Empat
prinsip utama, yaitu :
1. Untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar diperlukan motivasi dari pihak siswa,
oleh karena itu perlu dicari prinsip-prinsip yang dapat membuat siswa mau dan
mampu belajar.
2. Perhatian
perlu diberikan kepada struktur bahan yang akan dipelajari. Dengan demikian
informasi dan proses pembelajaran perlu dikonsep-tualisasikan sehingga dapat
dengan mudah dipelajari siswa.
3. Pengalaman-pengalaman
belajar perlu diurutkan dengan baik, dengan memperhatikan jenjang perkembangan
siswa.
4.
Perlu adanya pujian atau hukuman
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat
mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama
seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa,
terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau
mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk siswa pada
tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak
waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan
penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi. Adapun
kelebihannya :
·
Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri
·
Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Selain itu terdapat pula kekurangannya :
·
Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan
4.
Teori Pembelajaran Humanistik
Menurut
Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
Tujuan
utama para pendidik adalah membantu
siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu
untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Pengalaman emosional
dan karakteristik khusus seseorang perlu diperhatikan di dalam penyusunan teori
pembelajaran. Perlu diperhatikan pula aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri orang yang belajar. Para ahli
humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah :
·
Proses
pemerolehan informasi baru,
· Personalia informasi ini pada individu.
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada
ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang
diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator
bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna
belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada
siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok
untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena
sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku
dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri
secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar
aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku. Adapun kelebihan dari teori
ini :
· Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
· Indikator dari keberhasilan aplikasi ini
adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi
perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri
Selain
itu terdapat kekurangan dari teori ini yaitu :
· Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya
akan ketinggalan dalam proses belajar.
· Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan
merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
5.
Teori Pembelajaran Konstruktivistik
Teori
belajar ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget, pengetahuan itu akan
bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Sejak kecil, menurut
Piaget, setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya melalui
skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus menerus
diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses
kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman
baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Proses asimilasi
ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian
skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses
individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan
baru perngertian orang itu berkembang.
Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau
pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru
dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama
sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang
akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang
cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada
sehingga cocok dengan rangsangan itu. Dengan demikian, tugas guru adalah mendorong
siswa untuk mengembalikan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan
akomodasi itu.
Yang terpenting dalam teori
konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang
harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan
pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus
bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara
aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu
mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Beberapa hal yang mendapat perhatian
pembelajaran konstruktivistik, yaitu:
· Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata
dalam kontek yang relevan
· Mengutamakan proses
· Menanamkan pembelajran dalam konteks
pengalaman sosial
· Pembelajaran dilakukan dalam upaya
mengkonstruksi pengalaman
Adapun kelebihan teori ini :
· Dalam proses membina pengetahuan baru, siswa
berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan
· Meningkatkan kemampuan sosial siswa dari
proses interaksi dengan sesame teman dan guru dalam mengkaji pengetahuan baru.
Kekurangan:
· Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini
mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai
pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung.
·
Apabila
peserta didik diberi materi baru, besar kemungkinan materi sebelumnya
dilupakan.